🀄 Kisah Karomah Habib Munzir
KisahKaromah Al Habib Munzir Al-Musawa Ketika ada orang yg iseng bertanya padanya : wahai habib, bukankah Rasul saw juga punya rumah walau sederhana??, beliau tertegun dan menangis, beliau berkata : iya betul, tapikan Rasul saw juga tidak beli tanah, beliau diberi tanah oleh kaum anshar, lalu bersama sama membangun rumah.., saya takut
Kisahkaromah habib munzir al musawa di luar akal manusia.. Silahkan simak sampai habis semoga bermanfaat#habibmunziralmusawa #karomahhabibmunzir #dakwahhabi
HabibMunzir bin Fuad al-Musawa atau lebih dikenal dengan Munzir Al-Musawa atau Munzir lahir di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, 23 Februari1973 dan meninggal di Jakarta, 15 September 2013 pada umur 40 tahun. 4 Kisah Bule Menggelandang di Indonesia, Ada yang Dideportasi. 6 Preman Legendaris Indonesia, Mantan Bintang Layar Lebar Salah Satunya.
BiografiKH. Maksum Jauhari Kh. Maksum Jauhari atau yang biasa dipanggil dengan Gus Maksum adalah putra dari pasangan KH. Abdullah Jauhari dengan Nyai Aisyah. Beliau lahir di Kanigoro, Kras, Kediri,
asalamualaikum udah lama gak mapir ke Thread ini walapun gak tau Tsnya kemana :hammer: sedikit share dari bermanfaat petikan kisah Al-habib Munzir bin fuad al munsawa semoga di ridhoi Allah SWT. insya Allah saya panjang umur, saudaraku tercinta, boleh saya ceritakan mimpi saya sekitar 2 tahun yg lalu, saya melihat Rasul saw didalam kemah besar dan mewah, d
Kirakira 3 minggu yang lalu saat majelis malam selasa di Masjid Raya Almunawar seperti biasa hamba tugas mengelilingi Box Penggalangan Dana Nisa untuk acara Kedatangan Guru mulia, yang sering sekali jadi bahan ejekan jamaah "mpo jualan krupuknya sudah habis " hanya bisa tersenyum dihati dan tetap bersemangat..
Ceritadari jamaah Majelis Rasulullah tentang Karomah Habib Munzir Al Musawwa Ketika ada orang yg iseng bertanya padanya : wahai habib, bukankah Rasul saw juga punya rumah walau sederhana??, beliau tertegun dan menangis, beliau berkata : iya betul, tapikan Rasul saw juga tidak beli tanah, beliau diberi tanah oleh kaum anshar, lalu bersama sama membangun rumah.., saya takut dipertanyakan Allah
Inilahkaromah seorang ulama yang menjadi teladan sepanjang masa. (Mukhlisin) Baca Juga : - KH. Hasyim Asy'ari Mengambil Cincin Gurunya dari Lubang WC . Demikian Kisah " Karomah Habib Ali Masyhur (Kakak Habib Umar) di Mata Habib Munzir Al-Musawa " Semoga kisah ini bermanfaat dan menjadi pelajaran untuk kita yang malas untuk datang ke majelis ilmu.
Ceritadari Jamaah Majelis Rasulullah tentang Karomah Habib Munzir Al Musawwa dari milist MajelisRasulullah majelisrasulullah@ dikirim oleh pemudasuci@yahoo.com. - - - Ketika ada orang yang iseng bertanya padanya, "Wahai habib, bukankah Rasul SAW juga punya rumah walau sederhana?"
.
Karomah Habib Mundzir Al Musawa, Berdoa Minta Hujan Berhenti Pernah dalam suatu perjalanan dakwah saya mendampingi Habibana Munzir bin Fuad Al-Musawa di Singapura. Ketika itu turun hujan dan kami hendak menuju suatu masjid di seberang jalan, Habibana Mundzir saat itu memandang wajahnya ke langit seraya berdoa “wahai hujan, tolong berhenti sebentar, saya ingin ke masjid itu”. Seketika juga hujan berhenti saat itu. Sungguh hal itu sangat mudah buat Allah SWT, doa mereka para kekasihNya Allah senantiasa dikabulkan olehNya karena getaran getaran hati mereka menggerakkan pintu pengkabulan. “Saya ingin para jamaah ku mencintai sosok Rasulullah saw, bukan seorang Munzir”, salah satu ucapan beliau kepada ustad Muhammad Qolby. Sungguh kami mencintai beliau karena kecintaan kami kepada Rasulullah saw. Wallahu a’lam Bishowab Allahuma sholii alaa sayyidina muhammad wa alaa aalihi wa shohbihi wa bariik wa salim 2 Juli 2018 Penulis Muhammad Qolby ___________________ Semoga artikel Karomah Habib Mundzir Al Musawa, Berdoa Minta Hujan Berhenti ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin.. BONUS ARTIKEL TAMBAHAN Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan. Suatu ketika tatkala al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang sedang mengajar di rumahnya di hadapan muridnya yang cukup banyak, beliau mendengar suara ibunda tercinta, Nyai Salmah “Li… Ali… Li…”, begitu panggil sang ibu. Lalu Habib Ali, waktu itu telah berumur lebih dari 60 tahun, langsung saja permisi kepada semua muridnya “Saya minta ridhanya untuk menemui ibu saya terlebih dahulu.” Habib Ali pun menemui ibunya. Ternyata sang ibu minta diantarkan ke kamar mandi. Bergegaslah Habib Ali menggendong sang bunda pergi ke kamar mandi. Bukan itu saja, Habib Ali lah yang langsung membersihkan dan menyuci pakaian sang ibu. Meski ada istri tapi Habib Ali tidak mengizinkannya, karena demi bakti beliau terhadap sang ibu. Padahal waktu itu Habib Ali telah dikenal sebagai ulama yang terpandang di tanah Betawi, tetapi beliau bila dipanggil sang ibu tanpa pikir panjang langsung memenuhi panggilan itu. Ada suatu peristiwa dimana Habib Muhammad, putra Habib Ali, masih kecil sementara Habib Ali sedang dalam rihlah dakwahnya di Negeri Singapura. Dan sang ibu, Nyai Salmah, bertanya pada menantunya yaitu istri Habib Ali “Mana Ali, putraku?” Dijawab oleh istri Habib Ali “Sedang dakwah di Singapura, Umi.” Dengan spontan sang ibu memerintahkan pada menantunya itu “Cepat kirim telegram, bilang padanya ibu memanggilnya untuk pulang!” Langsung dikirimlah telegram itu kepada Habib Ali yang sedang berdakwah di Singapura. Sesampainya telegram itu pada Habib Ali, langsung beliau baca. Setelah dibaca, tanpa basa-basi Habib Ali pun permisi pamit untuk pulang karena sang ibu yang memanggilnya. Begitulah tanda bakti seorang ulama besar, orang terpandang, panutan umat, al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi terhadap sang bunda tercinta. Penulis Sya’roni As-Samfuriy. *Sumber kisah Ustadz Antoe Djibrel, Khadim Majelis Ta’lim Kwitang dari Almarhum al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi. _____________________ Semoga artikel Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin.. simak artikel terkait di sini simak video terkait di sini Pos terkaitKaromah Foto Mbah Maimoen Zubair Dirasakan Langsung Santri MaduraKisah Unik Kiai Wahab Hasbullah dan Kiai Bisri Syansuri Saat Bahtsul MasailRahasia Ilmunya Syaikhona Kholil Mengalir Pada Mbah Manab Lirboyo
Kisah Unik Habib Munzir Al Musawa Saat Berguru Kepada Habib Umar Yaman Selama belajar di Yaman, beliau mempelajari Tafsir Al Qur’an, mempelajari ilmu hadits, Nahwu sharaf tata bahasa Arab, dan lain-lain, yaitu ilmu-ilmu pendukung untuk memahami ajaran agama Islam. Setelah Kembali dari Yaman, Habib Munzir kembali ke Jakarta dan memulai merintis berdakwah mendatangi rumah warga dari pintu ke pintu. Pada tahun 1998. Setelah berjalan kurang lebih enam bulan perjalanan dakwahnya, Habib Munzir mulai membuka majelis pengajian setiap Senin malam Selasa. Kemudian majelis pengajiannya itu diberi nama Majelis Rasulullah, yang mana jamaahnya terdiri dari anak-anak muda. Sewaktu Habib Munzir belajar agama Islam di Yaman itulah beliau punya pengalaman unik, yaitu beliau salah sangka terhadap seorang kakek. Nah, bagaimana ceritanya, mari kita simak langsung dari Habib Munzir berikut ini Al Habib Munzir Al Musawa “Saat saya ke Tarim Hadramaut Yaman, 1994-1998, saya duduk hadir di suatu majelis yang penuh sarat dengan para ulama kelas satu. Disana ada empat mufti, saya tidak mengenal mereka karena baru datang dari Indonesia. Karena halaqah sudah penuh padat, saya duduk di paling belakang, di sebelah saya orang-orang yang menyiapkan kopi dan suguhan untuk para hadirin. Di sebelah mereka duduk seorang sepuh bertampang biasa saja, saya mencium tangannya bukan karena apa apa, tapi karena ia sudah sepuh. Dalam hati saya membatin, bahwa dia ini bukan ulama apa apa, cuma sepuh saja, kalau dia ulama mestilah ia duduk di shaf depan atau terdepan, bukan duduk di sebelah tukang pembagi kopi dengan gelas-gelas yang ribut dan air bertumpahan kemana-mana. Selepas majelis bubar, semua orang berdesakan menyalaminya, termasuk ulama ulama sepuh yang di shaf terdepan. Saya bingung dan bertanya tanya, ini kan cuma orang sepuh yang duduk di paling belakang? Ternyata ia adalah Almarhum Syeikh Fadhl ba fadhl, pimpinan majelis para mufti di Tarim hadramaut. Ia pimpinan mufti, namun karena tawadhu’ dan merendah dirinya, ia tidak mau maju ke depan karena datang terlambat, saya jadi sangat malu…. Ringkasnya saudaraku, berhati-hati atas ustaz yang mengajar hal-hal yang mudah. Mungkin ia mengajar hal yang mudah di jamaah itu, namun mengajar hal-hal yang jauh di atas pemahaman kita di kelompok murid-murid lainnya. Kisah Unik Habib Munzir Al Musawa Saat Berguru Kepada Habib Umar Yaman Guru Mulia kita pun Habib Umar bin Hafidz pernah dan sering mencoba kedalaman ilmu muridnya. Suatu ketika dalam pelajaran faraidh ilmu waris, beliau bertanya pada murid-muridnya; “Coba hitung…, jika seorang wafat meninggalkan 3 anak pria, suami, istri, dan ayah, ayo jawab berapa masing-masing bagiannya….? Maka kami mulai meghitung cepat dan buru buru mengacung untuk menjawab, lalu ternyata jawaban kami satu pun tiada yang benar. Sambil tertawa beliau melihat kami yang kebingungan kenapa jawaban tiada yang benar?? Beliau menjawab dengan bahasa arab yang kira-kira maknanya makanya, kalau ditanya itu pikir dulu, jangan sembarang hitung dulu kesana kemari, saya kan sebutkan seorang wafat, meninggalkan sekian anak, dan meninggalkan SUAMI, dan juga ISTRI, lalu siapa dia? Kalau ia meninggalkan istri, berarti almarhum adalah suaminya, kalau ia meninggalkan suami, berarti yang wafat adalah istrinya, kalau ia meninggalkan suami dan istri, maka siapa dia? Pertanyaan ini harus direnungkan dulu sebelum dijawab…! Demikian ucapan beliau pada kami, sambil tertunduk geli kami pun tertawa dan terkecoh. Di lain waktu, Guru Mulia mengajar Nahwu dasar, ada yang memang baru kenal nahwu, ada yang sudah mendalami nahwu, ada guru-guru pakar syariah yang sangat mendalam dalam nahwu dan seluruh cabang ilmu lainnya ikut duduk saja hadir. Beliau memberi contoh fi’il Amr, kata ganti untuk perintah, hanya contoh kata saja, namun suara beliau ditekan, dan membuat murid murid senior yang sudah jauh melewati nahwu malah tertunduk menangis ketakutan…. Saya jadi bingung, ini kan pelajaran nahwu dasar, dan contoh yang diberikan hanya contoh fi’il amr, saya pun sudah tahu itu tapi diam saja karena tahu kedalaman ilmu beliau, namun kenapa para guru-guru saya yang murid beliau juga, malah menunduk dan menangis ketakutan…? Ternyata mereka mendalami makna ucapan itu, Guru Mulia mengajarkan contoh saja, kepada mereka yang masih belajar nahwu yang dasar, tapi menghantam dengan pengajaran tajam pada para senior, ucapan beliau beberapa contoh fi’il amr adalah Ikhsya’…! Ikhdha’…! Irqa’…! Dan beberapa contoh lainnya. Bagi yang pemahaman ilmu nahwunya masih dasar, mereka hanya mencatat. Tapi yang senior, menunduk ketakutan dan menangis, karena makna ucapan kalimat contoh itu adalah Ikhsya’..!khusyuklah..!!, Ikhdhah..! Tunduklah pada Allah..!!, Irqa’..! dakilah tangga keluhuran..!!. Maka para senior itu gemetar dengan kalimat kalimat itu, padahal beliau hanya memberi contoh saja pada mereka yang nahwunya di kelas dasar, tapi memberi ilmu makrifah pada yang kelas senior, dengan ucapan yang sama…. Demikian samudera ilmu.., mengajar satu cabang ilmu, namun berbeda cabang ilmu yang difahami masing masing tingkatan…. Hamba pun sering begitu, mengulang-ulang riwayat yang sama di satu majelis atau majelis yang berbeda, karena hamba tahu banyak di majelis itu yang belum jelas masalah itu dan perlu diulang. Atau hamba tahu bahwa mereka ada yang terjebak hal itu dan butuh diingatkan, maka hamba menjawabnya dengan pembahasan itu sebelum mereka bertanya, namun jika mereka menyimak, mereka akan mendapatkan jawaban atas apa yang belum mereka temukan jawabannya dari masalah mereka, sedangkan mungkin jamaah lain mengatakan kenapa kok pembahasan ini diulang lagi. Sumber Majelis Rasululah SAW Demikian Kisah Unik Habib Munzir Al Musawa Saat Berguru Kepada Habib Umar Yaman. Semoga bermanfaat. Silahkan tonton video berikut
kisah karomah habib munzir